Gottfried Wilhelm von Leibniz


Gottfried Leibniz yang mempunyai nama lengkap Gottfried Wilhelm von Leibniz adalah seorang matematikawan dan filsuf asal Jerman. Dialah penemu hukum kalkulus bersamaan dengan Isaac Newton. Dia juga penemu kalkulator pertama yang banyak kita gunakan sekarang ini. Kalkulus biasanya digunakan dalam bidang sains tetapi, banyak juga digunakan dibidang-bidang lainnya seperti statistik, ekonomi, teknik, bisnis sampai ke kedokteran.

Matematikawan dan filsuf ini lahir pada tanggal 1 Juli 1646 di Leipzig, Saxony. Ayahnya, Freidrich Leibniz adalah seseorang yang berketurunan Sorbia dan juga seorang profesor filsafat moral di Universitas Leipzig yang cukup terkenal di tanah kelahirannya. Sayangnya, ayah Leibniz kecil meninggal pada saat usia Leibniz yang masih belia, 6 tahun. Leibniz kecil mewarisi perpustakaan ayahnya, ia bebas keluar masuk perpustakaan itu ketika ia berusia 7 tahun. Hampir semua buku yang ada di perpustakaan ayahnya bertuliskan dalam bahasa Latin sehingga Leibniz menguasai bahasa Latin pada usianya yang masih 12 tahun. Lebih mengejutkannya lagi, Leibniz berhasil menyusun 300 hm2 ayat Latin hanya dalam waktu satu hari pada usia 13 tahun.
 
Leibniz kecil sebenarnya lebih menyukai filosofi dibandingkan pelajaran lainnya sehingga pada usia 15 tahun, Ia masuk ke universitas mendiang ayahnya untuk mengambil bidang filosofi dan Ia mendapat gelar sarjana dibidangnya pada tahun berikutnya. Ia mendapatkan gelar master dibidang yang sama 2 tahun kemudian. Di tahun yang sama, Leibniz mengambil mata kuliah hukum di universitas yang sama. Leibniz mempertahankan disertasi Specimen Quaestionum Philosophicarum ex Jure collectarum dan setelah melalui banyak perdebatan, akhirnya Leibniz berhasil mendapat gelar sarjana di bidang hukum pada 28 September 1665.

Pada tahun 1666, di usia 20 tahun, Leibniz mempublikasikan buku pertamanya tentang filosofi yang berjudul On the Art of Combinations. Dia berencana untuk mendapatkan gelar master di bidang hukum di Universitas Leipzig tapi ditolak oleh universitas tersebut hingga akhirnya Ia memutuskan untuk masuk ke Universitas Altdorf yang tidak kalah terkenal di tanah kelahirannya. Segera, Ia mengajukan tesisnya dan mendapat gelar masternya pada November 1666. Ilmuwan kita yang satu ini memang sangat pintar pada eranya, terbukti Ia mempunyai 4 gelar pada usianya yang baru menginjak 20 tahun.
 
Pekerjaan pertama Leibniz adalah sebagai seorang alkemis di Nuremberg. Leibniz tidak tahu apa-apa mengenai profesi ini. Ia bertemu Johann Christian von Boyneburg dan mendapatkan banyak promosi, tetapi akibat Perang Tiga Puluh Tahun antara Jerman dengan Perancis dan diakhiri dengan kekalahan Jerman, Leibniz terpaksa menawarkan bantuan kepada orang-orang Perancis untuk membantu mereka melawan Mesir tetapi dengan satu syarat, Perancis harus pergi dari tanah Jerman dan Belanda. Leibniz di undang ke Paris untuk diskusi tetapi mengalami kebuntuan disusul dengan pecahnya perang Perancis-Belanda.

Leibniz pernah tinggal di Paris selama beberapa tahun. Segera setelah kedatangan Leibniz, ia bertemu dengan fisikawan asal Belanda, Huygens Christiaan dan menyadari bahwa kemampuan matematikanya biasa-biasa saja. Mengatahui fakta yang pahit ini, ia menjadikan Huygens sebagai mentor dan berhasil sukses di bidang matematika dan fisika. Bahkan Leibniz juga menciptakan versi sendiri untuk diferensial dan integral kalkulus. Leibniz juga berteman dengan seorang matematikawan sekebangsaan dengannya, Ehrenfried Walther von Tschirnhaus.
 
Pada tahun 1673, Leibniz dengan bangga mempresentasikan sebuah mesin kalkulator yang telah ia buat sejak tahun 1670 untuk the Royal Society (suatu perkumpulan dengan tujuan memajukan ilmu pengetahuan yang anggotanya kebanyakan ilmuwan genius. Isaac Newton dan Charles Darwin juga bagian dari anggota the Royal Society). Mesin kalkulator pertama ini berbeda dengan kalkulator yang kita gunakan sekarang ini, bentuknya besar dan berat dan hanya dapat menghitung empat operasi aritmatika dasar seperti tambah, kurang, kali dan bagi.

Leibniz pernah pergi ke London sebelum akhirnya ia menetap di Hanover untuk sisa hayatnya, dimana pada tahun-tahun berikutnya Leibniz dituduh mencuri ide cemerlang Isaac Newton tentang kalkulus. Sebelum pergi ke Hanover, Leibniz pernah berhenti di Den Haag, Belanda dan bertemu ilmuwan genius lainnya, Leeuwenhoek. Leeuwenhoek adalah penemu mikroorganisme. Leibniz pernah menjabat tiga jabatan sekaligus di House of Brunswick (Rumah kerajaan Inggris yang memerintah dari tahun 1714-1901), ia menjabat sebagai sejarahwan, penasihat politik dan pustakawan.

Leibniz meninggal pada tahun 1716 dengan usia 70 tahun di Hanover, Saxony. Pada saat itu, Leibniz sangat tidak disukai karena kontroversinya dengan Isaac Newton sampai pemakamannya pun hanya dihadiri beberapa kerabat dekat dan sekertarisnya. Walaupun Leibniz adalah anggota Berlin Academy of Science dan pernah menjabat di House of Brunswick, orang-orang tetap tidak menghormatinya dan ia dikubur tanpa tanda selama hampir 50 tahun. Setelah kematiannya, orang-orang baru menyadari apa yang telah Leibniz lakukan selama hidupnya, Leibniz membawa inovasi besar diberbagai bidang yang sampai sekarang masih kita gunakan. Leibniz-keks adalah salah satu bukti penghormatan masyarakat Hanover untuknya, nama itu adalah merk dari sebuah biskuit populer di Jerman. Adapun Universitas Leibniz di Jerman yang dibangun untuk mengenang jasa-jasa sang ilmuwan genius.
 
Leibniz tidak pernah menikah seumur hidupnya. Ia selalu mengeluh tentang pendapatan dan uang yang dimilikinya tetapi akhirnya ia mewariskan uangnya kepada ahli waris tunggalnya, anak tiri adiknya. Kehidupan Leibniz yang pasang surut kadang-kadang membuatnya sangat terpuruk, terlebih lagi ketika kontroversinya dengan Isaac Newton. Leibniz adalah seorang ilmuwan terapan, penemu yang serius, insinyur, matematikawan, filsuf dan ahli hukum yang sangat berbakat. Di sisi lain, Leibniz adalah orang yang sopan, menarik, humoris dan memiliki imajinasi yang tinggi. Ia memiliki banyak teman dan pengagum di seluruh dunia.

Kira-kira itulah biografi ilmuwan kita yang sangat genius ini. Sebelum kita membahas apa saja yang diteliti oleh Leibniz dan bagaimana kontroversinya dengan Isaac Newton, sebenarnya Leibniz termasuk dalam anggota the Royal Society bersamaan dengan Isaac Newton dan para ilmuwan genius lainnya.

Leibniz memberikan kontribusi yang cukup besar di bidang fisika dengan meneliti gerakan dinamika berdasarkan energi kinetik dan energi potensial terbukti dari bukunya yang berjudul Specimen Dynamicum. Leibniz juga memberikan masukan dalam teori energi kinetik berupa rumus mv2 pada bukunya yang berjudul Vis Viva. Ia pernah merancang angin yang digunakan untuk mengerakkan baling-baling dan pompa air. Di bidang pertambangan, Leibniz juga memberikan kontribusi dengan menemukan mesin pengekstrak bijih. Dia juga memberikan kontribusi dalam pengembangan tekanan hidrolik, lampu, kapal selam, jam dan masih banyak lagi. Bersama dengan Denis Papin, ia menemukan mesin uap.
 
Tidak berhenti disitu, lebih hebatnya lagi, Leibniz juga memberikan kontribusi besar dibidang teknologi, ia adalah ilmuwan komputer yang bekerja pada bidang teori informasi pertama. Ia mendokumentasikannya dengan menemukan sistem bilangan biner berbasis 2. Apa itu sistem bilangan biner? Sistem bilangan biner, atau yang biasa disebut dengan bit (binary digit) adalah sebuah sistem penulisan angka hanya dengan dua simbol, yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan ini adalah dasar semua sistem bilangan berbasis digital. Contohnya saja komputer yang banyak kita gunakan sekarang ini, semua program yang kita pakai akan terbaca oleh komputer dalam bilangan biner.
 
Kontroversinya dengan Isaac Newton dimulai pada abad ke-17 dimana keduanya sama-sama mempublikasikan hukum kalkulus. Isaac Newton mulai menulis tentang teori kalkulus lebih dahulu pun menuduh ilmuwan kita telah mencuri idenya karena Isaac Newton sering meminjamkan catatannya untuk the Royal Society. Rakyat dunia bingung, ilmuwan manakah yang sebenarnya menemukan teori kalkulus terlebih dahulu? Siapa yang harus diberi penghargaan atas kerja kerasnya untuk teori yang satu ini? Ilmuwan kita jelas mengalami masa-masa sulit. Setelah diselidiki lebih lanjut, usut punya usut, Isaac Newton memang menulis teorinya lebih dahulu dibandingkan Leibniz, tetapi Isaac Newton memulai dari turunan dan tidak mempublikasikannya. Sedangkan ilmuwan kita, ia memulai dari integral dan mempublikasikannya lebih dahulu. Isaac Newton memberi nama teorinya ‘The Science of Fluxions’ sedangkan Leibniz memberi nama teorinya ‘Kalkulus’ dan seperti yang kita ketahui sekarang, teori Leibniz lebih sering digunakan dibandingkan dengan teori Isaac Newton.
Previous
Next Post »