SEJARAH BILANGAN MESIR KUNO




 
A.    Sejarah Bilangan Bangsa Mesir
Mesir memiliki peradaban yang cukup tinggi sejak zaman dahulu. Mesir sangat cocok digunakan sebagai tempat tinggal, karena tanah yang subur berkat adanya sungai Nil dan iklim yang mendukung. Mesir juga merupakan sebuah Negara yang dapat bertahan dari serangan luar karena dikelilingi oleh padang pasir yang luas yang menjadi penghalang alami dari serangan musuh. Oleh karena itu, Mesir mengalami masa damai yang sangat lama ketika peradabannya meningkat sangat pesat.

            Sejak 3000 SM dua Negara bersatu membentuk sebuah negara Mesir di bwah satu pemerintahan. Pertanian telah dikembangkan dengan memenfaatkan masa basahdan kering dalam setahun. Sungai Nil  mengalami banjir selama musim hujan yang menyediakan tanah yang subur untuk bercocok tanam.Dengan mengetahui kapan musim hujan akan datang sangatlah pentingdan penelitian tentang astronomi berkembang untuk menyediakan informasi kalender. Wilayah yang luas yang dikuasai oleh negara Mesir menuntut pemerintah yang kompleks, suatu sistem pajak, dan angkatan bersenjata yang memadai. Sejalan dengan semakin kompleksnya masyarakat,maka membutuhkan catatan – catatan, dan perhitungan dijalankan ketika orang saling bertukar barang mereka. Kebutuhan akan perhitungan meningkat, yang kemudian membutuhkan penulisan dan system bilangan untuk mencatat transaksi.

            Sejak 3000 SM bangsa Mesir telah mengembangkan penulisan hieroglyph-nya. Hal tersebut menandai awal masa Kerajaan Tua dimana pyramid – pyramid dibangun. Misalnya adalah Great Pyramid di Gia dibangun sekitar 2650 SM dan pyramid ini merupakan prestasi yang luar biasa dalam ilmu rekayasa. Keterangan tersebut memberikan petunjuk yang paling jelas bahwa masyar kat pada masa itu telah mencapai tingkat pencapaian yang tinggi.

            Hyeroglyphs untuk menulis dan menghitung memunculkan suatu skrip hieratik untuk menulis dan system bilangan . Sistem bilangan bangsa Mesir tidak cukup sesuai untuk perhitungan  aritmaik. Kita sekarang masih akrab dengan system bilangan  Romawi dan mudah dipahami bahwa meskipun operasi penambahan dalam bilangan Romawi cukup memuaskan, namun perkalian dan pembagian dirasa mustahil. Sistem Mesir memiliki keterbatasan yang serupa dengan system bilangan Romawi. Namun bangsa Mesir sangat praktis dalam pendekatannyakepada matematika dan perdagangan mereka menuntut mereka untuk dapat menangani pembagian. Perdagangan juga menuntut perkalian dan pembagian untuk dilakukan sehingga mereka membagi metode-metode yang hebat untuk mengatasi kekurangan dalam system bilangan yang mereka hadapi. Secara mendasar mereka harus membagi metode-metode perkalian dan pembagian dengan hanya menggunakan penambahan.

            Sistem bilangan hieroglyphs dapat ditemukan di kuil, monument batu dan vas-vas bunga. Mereka memberikan sedikit pengetahuan tentang perhitungan matematika yang dapat dkerjakan dengan system bilangan. Hieroglyphs ini dipahat pada batu namun tidak diperlukan untuk  mengembangkan symbol yang dapat ditulis secara lebih cepat. Namun sekali bangsa Mesir mulai menggunakan lembaran dari papyrus kering sebagai “kertas” dan ujungnya sebagai “pena” maka terdapat alas an bagi penulisan unuk berkembang. Hal ini memulai perkembangan daripenulisan dan system bilangan hieratik.

            Terdapat sejumlah besar papyrus, banyak diantaranya tekait dengan matematika dalam berbagai dalam berbagai bentuk, namun sayang karena bahan yang digunakan rapuh sehingga hamper seluruhnya telah musnah. Namun sungguh ajaib bahwa beberapa diantaranya bertahan sampai sekarang, akibat dari kondisi kering di Mesir. Dua dokumen utama tentang matematika bertahan sampai sekarang. Suatu contoh tentang matematika bangsa Mesir tertulis pada papyrus Rhind dan papyrus Moskow, dengan suatu terjemahan ke dalam skrip hieratic.

B.     Matematika dalam Papirus Mesir
Ahmes, pada papyrus Rhind, menggambarkan metode bangsa Mesir dalam menggunakan kelipatan. Anggaplah kita akan mengalikan 41 dengan 59. Ambil angka 59dan tambahkan angka itu dengan angka itu sendiri, lalu tambahkan jawaban dari penambahan sebelumnya dan terus:

41
59

1
59

2
118

4
236

8
472

16
944

32
1888


karena 64 > 41, maka tidak perlu melebihi entri 32.
Sekarang menuju pada pengurangan angka
                                           41 – 32 = 9, 9 – 8 = 1, 1 – 1 = 0
            untuk mengetahui 41 = 32 + 8 + 1. Lalu periksa angka pada kolom sebelah kanan yang sesuai pada 32, 8, 1 dan tambahkan mereka.


41
59

1
59

2
118

4
236

8
472

16
944

32
1888


2419

           
            Perhatikan bahwa kelipatan tersebut dihasilkan hanya dengan penambahan, perhatikan juga hal ini adalah penggunaan awal aritmatika biner (lihat di bawah). Dengan membalikkan factor kita dapat menemukan:

59
41

1
41

2
82

4
164

8
328

16
656

32
1312


2419


            Perhatikan agar metode ini dapat digunakan kita harus mengetahui angka sebenarnya adalah penjumlahan dari eksponen 2. Bangsa Mesir dahulu tidak punya bukti akan hal ini, atau terlalu mementingkan pada bukti. Mereka hanya mengetahui berdasarkan pengalaman bahwa secara praktis hal tersebut dapat digunakan . Pada dasarnya, kita dapat menggunakan metode tersebut seperti menulis salah satu angka yang berdasar 2. Seperti contoh di atas kita dapat menulis

dan


           
            Pada pembagian juga menggunakan perkalian. Misalnya untuk membagi 1495 dengan 65 digunakan cara:

1
65
2
130
4
260
8
520
16
1040
           
            Kita berhenti pada angka tersebut karena perkalian selanjutnya, akan mlebihi dari 1495. Marilah kita melihat angka pada kolom sebelah kanan yang ditambahkan lebih dari 1495. Perhatikan 1040 + 260 + 130 + 65 = 1495 dan kita tandai baris yang terdapat angka tersebut:

1
65
2
130
4
260
8
520
16
1040

            Sekarang tambahkan angka pada kolom di sebelah kiri yang telah ditandai:
16 + 4 + 2 + 1 = 23
Maka 1495 dibagi 65 adalah 23
            Bagaimana jika angka tersebut tidak terbagi secara benar? Maka metode bangsa Mesir akan menghasilkan bilangan pecahan, seperti contoh berikut.
            Untuk membagi 1500 dengqn 65 adalah:

1
65
2
130
4
260
8
520
16
1040

            Sekali lagi kita berhenti karena perkalian selanjutnya akan melebihi dari 1500. Sekarang lihatlah angka yang terdapat pada kolom sebelah kanan yang ditambahkan dengan n dimana 1500 – 65 < n ≤ 1500. Bangsa Mesir mengetahui hal ini selalu mungkin. Hal ini terbukti sebagai berikut:
1040 +260 + 130 + 65 + = 1495
            dan kita kurang 5 dari penjumlahan kita. Sekali lagi tandai barisnya dengan entri:

1
65
2
130
4
260
8
520
16
1040

            Sekarang tambahkan angka di kolom sebelah kiri dengan barisnya yang sudah ditandai:
16 + 4 + 2 + 1 = 23,
            Jadi 1500 dibagi 65 adalah 23 dan  =  Karena itu jawabannya adalah .
            Kita dapat berlaku curang sedikit di sini untuk bilangan pecahan yang diperoleh dari unit bilangan pecahan, yaitu angka yang ada dalam bentuk 1/n untuk bilangan bulat. Bangsa Mesir hanya punya bilangan pecahan dengan tipe ini dan jika jawabannya tidak menngunakan unit bilangan pecahan maka bangsa Mesir akan menulis bagian bilangan pecahan dengan jumlah unit bilangan pecahan. Di bawah ini kita lihat hal ini dapat dikerjakan tetapi kita menguji kasus yang lebih umum.
            Masalah  selanjutnya adalah bagaimana kita dapat mengkali dan membagi angka bilangan pecahan. Hal penting yang pertama adalah bangsa Mesir hanya menggunakan kesatuan bilangan pecahan, kemampuan untuk menghitung table diperlukan untuk dua kali mengubah sebuah bilangan pecahan menjadi jumlah unit bilangan pecahan. Sekarang menggandakan bilangan pecahan 1/5terlihat mudah dengan menghasilkan jumlah pada unit bilangan pecahan 1/5 + 1/5. Akan tetapi, hal ini bukan cara mereka. Mereka dua kali menulis unit bilangan pecahan sebagai jumlah yang beda dari unit bilangan pecahan. Sebagai contoh, dua kali 1/5 akan ditulis 1/3 +1/5. Papirus Rhind memberikan table untuk menggandakan unit bilangan pecahan 1/ndimana n adalah bilangan ganjil, n antara 5 dan 101. Ahmes tidak perlu memberikan hasil pengandaan 1/n untuk n bilangan genap, karena dapat berlaku 1/m dimana m = 2n.
Table perkalian untuk unit bilangan pecahan mulai
Unit fraction Double unit fraction





            Sangat menakjubkan bahwa tidak ada kesalahanpada tabel tersebut. Memang Ahmes adalah seorang yang ahli menghitung dan hal ini bukan semata-mata latihan menduplikat baginya. Ada beberapa kesalahan pada papyrus Rind tetapi kesalahan yang ada pada penghitungan bukan pada menduplikasi, karena hasil yang salah terbawa terus sedangkan apabila salah menduplikat maka hasilnya akan kembali benar.
            Sebagai contoh bagaimana menggunakan tabel, marilah kita menguji masalah 21 papirus Rhind. Catat bahwa  diperbolehkan pada bilangan pecahan Mesir walaupun bukan sebagai unit bilangan pecahan
Soal 21: Selesaikan  dan  pada 1
            Di zaman modern, hal ini menanyakan bilangan pecahan x seperti
            Solusinya adalah “menyingkirkan” bilangan pecahan dengan mengkalikannya. Pada ha ini tiap bilangan pecahan dikalikan dengan 15 untuk mendapat
10 + 1 + y = 15
            Hasil ini disebut persamaan “red auxiliary” karena para ahli menulis pecahan tersebut dengan tinta merah. Tentu saja hal ini tidak akan muncul dalam bentuk itu tetapi cukup
“ menyelesaikan 10 dan 1 untuk 15”
            Sekarang jawaban persamaan red auxiliary adalah 4, jadi persamaan aslinya mempunyai solusi dua kali × (dua kali × ). Dari tabel perkalian kita dapat melihat bahwa penggandaan  adalah . Perkalian ini menghasilkan  yang merupakan solusi dari Soal 21.
            Marilah kita lihat cara mengalikan, menggunakan metode bangsa Mesir,


1
2
4
8
16

           



Sekarang baris yang bermula dari  telah dihitung dari  dari 1 adalah  ,  , dari  adalah dua kali  yaitu  +  ,  dari  adalah dua kali  yaitu  + .
            Selanjutnya carilah angka yang ada di kolom disebelah kiri, dan di tambah samping 30 +
1
2
4
8
16


            Tambahkan entri di kolom sebelah kanan pada baris yang sudah ditandai untuk mendapat  hasil kali
46 +   +   +   +   +   + 
            Perhatikan bahwa solusi tersebut setara dengan  = 4  = 31605. Hasil ini dapat diterima jika seseorang mempertimbangkan tanggal kapan hal ini ditemukan. Walaupun kita tidak dapat hal ini mengetahui secara pasti, beberapa sepekulasi menarik telah dilontarkan. Gerdes  mengemukakan tiga ide yang mungkin menjawab mengapa bangsa Mesir dapat menemukan hasil tersebut [18]. Dua spekulasi dikemukakan dengan memperhatikan kerajinan tangan Afrika di mana bentuk, ular, dan satu set pusat cincin yang sama jauh sering terlihat. Dua bentuk geometri ini tersebar di Afrika dan Gerdes mengemukakan bagaimana tersebut dapat menuntun pada formula area lingkaran. Spekulasi terkenal di Afrika dan Mesir kuno. Permainan tersebut membandingkan lingkaran kecil dengan lingkaran besar da mungkin saja memberikan motivasi pada formula area.

C.    Sistem Bilangan Mesir
Bangsa Mesir memiliki sistem penulisan yang didasarkan pada hierogliphs dari sekitar 3000 SM. Hieroglif adalah gambar kecil yang mewakili kata-kata. Sangat mudah untuk melihat bagaimana mereka akan menunjukkan kata “burung” oleh gambar burung kecil tetapi tanpa pengembangan lebih lanjut, sistem tulisan ini tidak bisa mewakili banyak kata. Masalah ini diadopsi oleh orang Mesir kuno adalah dengan berbicara menggunakan kata-kata. Misalnya, untuk menggambarkan dengan kalimat “Aku mendengar anjing menggonggong” mungkin diwakili oleh :”Mata”, “telinga”, “kulit pohon” + “kepala mahkota”, “anjing”.
Notasi matematika Mesir Kuno bersifat desimal (berbasis 10) dan didasarkan pada simbol-simbol hieroglyphs untuk tiap nilai perpangkatan 10 (1, 10, 100, 1000, 10000, 100000, 1000000) sampai dengan sejuta. Tiap-tiap simbol ini dapat ditulis sebanyak apapun sesuai dengan bilangan yang diinginkan; sehingga untuk menuliskan bilangan delapan puluh atau delapan ratus, simbol 10 atau 100 ditulis sebanyak delapan kali.Dengan ini berarti bahwa mereka memiliki simbol terpisah untuk satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluh ribuan, ratus ribuan, dan jutaan.

1.      Bilangan hieroglyphs


untuk angka 1- 9 adalah sebagai berikut :

            Untuk menyatakan angka 276, misalnya, lima belas symbol di butuhkan: dua symbol “ratusan”, tujuh symbol “puluhan”, dan enam symbol “satuan”. Sehingga angka ini akan tampak sebagai berikut:

276

Contoh yang lain:

4622

            Seperti yang terlihat, penambahan dalam bilangan hieroglyphs adalah mudah. Kita hanya menambah satu symbol namun mengganti sepuluh salinan dari satu symbol tunggal dari nilai yang lebih tinggi berikutnya. Pembagian bagi bangsa mesir kuno terbatas pada pembagian satuan (dengan pengecualian 2/3 yang sering digunakan dan ¾ yang jarang digunakan). Suatu fraksi satuan berbentuk 1/n di mana n adalah suatu bilangan bulat dan dinyatakan dalam bilangan hieoroglyphs dengan menempatkan symbol yang menyatakan “mulut”, yang berarti “bagian”, di atas angka. Berikut adalah contohnya:
1/3
1/5
1/249
            Perhatikan bahwa ketiga angkanya mengandung terlalu banyak simboluntuk tanda “pembagian” untuk ditempatkan di atas keseluruhan angka, seperti dalam 1/249, maka symbol “pembagian” hanya diletakkan di atas “bagian pertama” angka. Bagian pertama dalam angka di sini dibaca dari kanan ke kiri.
            Harus perhatian bahwa hieroglyphs tidak selalu sama selama dua ribu tahun lebih peradaban Mesir kuno. Peradaban ini sering dibagi ke dalam tiga periode:
Kerajaaan Tua – sekitar 2700 SM sampai 2200 SM                                                                               
Kerajaan Pertengahan – sekitar 2100 SM sampai 1700 SM
Kerajaan Baru – sekitar 1600 SM sampai 1000 SM
Bilangan hieroglyphs berbeda dalam masing-masing periode ini, namun memiliki pola yang serupa.
Sistem bilangan yang lain, yang digunakan oleh bangsa Mesir setelah penemuan penulisan pada papyrus, disusun oleh bilangan hieratic. Bilangan-bilangan ini memungkinkan angka-angka ditulis secara lebih singkat. Terdapat symbol-simbol terpisah untuk
1,2,3,4,5,6,7,8,9
10,20,30,40,50,60,70,80,90
100,200,300,400,500,600,700,800,900
1000,2000,3000,4000,5000,6000,7000,8000,9000
2.      Bilangan hieratic
            Dengan system ini angkadapat dibentuk dari sedikit symbol. Angka 9999 hanya memiliki symbol hieratic dan bukan 36 simbol hieroglyphs. Satu perbedaan besar antara bilangan hieratic dan sisitem bilangan kita adalah bilangan hieratic tidak membentuk suatu system posisional sehingga angka-angka tertentu dapat dituliskan dalam banyak susunan.
2765
Contoh penyusunan Bilangan hieratic
2765
Cara kedua menulis 2765 dalam bilangan hieratic dengan susunan terbalik
Seperti hieroglyphs, symbol-simbol hieratic berubah setelah sekian waktu namun mereka mengalami begitu banyak perubahan dalam enam periode. Awalnya symbol-simbol yang digunakan cukup dekat dengan hieroglyphnya yang sesuai namun bentukmereka semakin berubah. Versi yang disampaikantentang bilanganhieratik tertanggal sekitar 1800 SM. Kedua system berjalan secara paralel selama sekitar 2000 tahun dengan symbol hieratic digunakan dalam penulisan pada papyrus, seperti contoh dalam papyrus Rhind dan papyrus Moskow, sedangkan hieroglyphs terus digunakan ketika dipahat pada batu.













D.    Latihan
1.      Ubahlah bilangan dibawah ini kedalam bentuk bilangan hierogliphs Mesir kuno?
a.       554
b.      1342
2.      Ubahlah bilangan dibawah ini kedalam bentuk bilangan hieratic Mesir kuno?
a.       2611
b.      312
3.      Ubahlah lambang bilangan hieratic dibawah ini kedalam bilangan modern?
a.
4.      Carilah hasil perkalian bilangan di bawah ini dengan metode bangsa Mesir?
a.        14×19
5.      Carilah hasil pembagian bilangan di bawah ini dengan metode bangsa Mesir?
a.       2324 : 83

Kunci Jawaban :
1.      a.
b.       

2.      a.  
atau

b.       
atau
3.      1945
4.       
ruas kiri
ruas kanan
Pada ruas kiri 14 = 2 + 4 + 8
Jadi hasil dari 14×19 = 38 + 76 + 152 = 266
Karena yang sejajar dengan bilangan 2, 4, dan 8 adalah 38, 76, dan 152
1
19
2
38
4
76
8
152

5.       
ruas kiri
ruas kanan
Pada ruas kanan 2324 = 332 + 664 + 1328
Jadi hasil dari 2324 : 83 = 4 + 8 +16 = 28
Karena yang sejajar dengan bilangan 332, 664, dan 1328 adalah 4, 8, dan 16
1
83
2
166
4
332
8
664
16
1328









BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Sistem bilanganMesir kuno terbagi menjadi dua, yaitu : sistem bilanganhierogliphs dan sistem bilangan hieratic. Keduanya sama – sama digunakan dalam bangsa Mesir kuno. Sistem bilanganhierogliphs terdiri dari 7 simbol sedangkan sistem bilangan hieraticterdiri dari 36 simbol. Didalam sistem bilangan Mesir kuno juga terdapat pengoperasian bilangan Mesir, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
B.     Saran
Saran dari kelompok kami untuk mahasiswa khususnya pendidikan matematika untuk bisa mengenal angka – angka didunia khususnya Mesir. Tujuannya agar kita mengetahui system bilangan yang ada pada zaman Mesir kuno dan untuk menambah wawasan.


DAFTAR PUSTAKA

Haza’a, Salah Kaduri dkk.2003.Sejarah Matematika Klasik dan Modern.Yogyakarta.UAD PRESS
Wikipedia. “Bilangan Mesir Kuno”. 9 Maret 2015.  https://www.wikipedia.org.id


Previous
Next Post »